MANOKWARI, PapuaStar.com – Tingginya angka buta aksara diwilayah provinsi Papua Barat menjadi perhatian serius oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw.
Dari laporan yang diterimanya, Penjabat Gubernur Papua Barat mengaku buta aksara ini sudah semakin memprihatinkan untuk Papua Barat.
Tidak hanya buta aksara, Stunting juga dapat dikatakan berbeda tipis dengan angka yang dicapai oleh provinsi Papua Barat. Kondisi ini akan sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Olehnya demikian, Paulus Waterpauw berkomitmen untuk memberantas buta aksara dan menekan lajunya peningkatan Stunting terhadap anak.
“Berkembang dengan buta aksara dan Stunting diwilayah kita ini. Kemarin saya mendapat laporan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Sekda memang cukup tinggi, termasuk kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, Rabu (25/5/2022).
Selain 2 hal tersebut diakuinya juga bahwa kekerasan dalam rumah tangga masih mendominasi permasalahan diwilayah Papua Barat. Tidak segan-segan, Waterpauw berencana akan berkolaborasi dengan TNI Polri guna memperkecil ruang terjadinya bagi para pelaku untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Permasalahan lainnya yakni menekan lajunya penyebaran covid-19. Hal ini dikatakannya bahwa tidak hanya dengan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak aman, namun tindakan yang sangat penting dilakukan adalah mengikuti program vaksinasi, yang tujuannya untuk memperkuat imunitas tubuh dari serangan virus.
“Itu bagian yang nanti kita kolaborasi dengan TNI Polri sehingga kita bisa dorong ini. Termasuk juga mensukseskan vaksinasi. Jadi saya sudah ulang-ulang mengatakan bahwa memang untuk protokol kesehatan itu menangkal kita dari luar, tetapi vaksin itu sangat penting untuk menangkal diri masing-masing,” terang Waterpauw.
Meski saat ini Covid-19 sudah semakin berkurang penyebarannya, namun masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti kebijakan pemerintah, agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pasalnya kata Waterpauw, hingga kini pemerintah belum dapat memprediksi berakhirnya musibah non alam ini.
Untuk wilayah Papua Barat Waterpauw mengatakan program vaksinasi dosis pertama sudah melebih presentase yang ditarget oleh pemerintah. Namun untuk dosis kedua dan ketiga masih harus ditingkatkan.
Masyarakat diingatkan bahwa program vaksinasi ini dilaksanakan oleh pemerintah bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk membantu masyarakat agar tidak teridentifikasi oleh virus mematikan itu.
“Jadi kita belum ada kepastian perkembangan Covid-19 dan Omicron ini saya himbau kepada masyarakat jangan ragu untuk vaksin. Dosis satu sudah baik, dosis dua dan tiga ini yang masih perlu kita tingkatkan,” tutup mantan Kapolda Papua Barat itu.(PS-08)