JAKARTA – Direktur Institute for Researcj, Consultation & Information of International Investmen (IRCI), Gabriel de Sola mengingatkan pemerintahan Prabowo-Gibran khususnya Kementerian Perhubungan untuk memberi prehatian khusus bagi wilayah Maluku Barat Daya (MBD) sebagai daerah batas negara dengan Timor Leste yang memiliki luas wilayah laut yang terbilang sangat besar.
Menurut Gabriel de Sola, Dirinya pernah melakukan diskusi dengan Pihak Kesyabandaraan Wonreli tentang sulitnya daerah itu karena factor fasilitas perhunungan laut yang masih terbatas. Karena itu, ia mendorong pihak Syabandar untuk memberi usulan kepada Kementerian Perhubungan agar selalu memberi perhatian dalam hal mengalokasikan anggaran yang cukup lebih khususnya jika ada usulan Pembangunan fasilitas dermaga.
“Kita telah berdiskusi dengan pihak Syabandar dari Wonreli, dan itu cukup punya alasan bagaimana pemerintahan Prabowo-Gibran melalui Menteri perhubungan untuk menyetujui jika ada usulan dari daerah untuk misalkan membangun fasilitas dermaga atau lainnya. Daerah ini sebagai beranda negara dengan Timor Leste yang mestinya mendapat perhatian serius”, ungkap Gabriel de Sola saat diwawancarai awak media di kantornya Tebet Jakarta Selatan pada senin, (29/10/24).
Menurutnya, daerah itu memiliki luas laut yang terbilang besar dan tentunya memiliki banyak kerumitan tersendiri, ini juga katanya jika ada perhatian serius maka roda perputaran ekonomi menjadi lebih baik dan Masyarakat mendapat manfaat adanya fasilitas transportasi yang mendukung.
Luas wilayah perairan sebesar 63.779,2 km² atau 88,1% dari total luas wilayah di MBD menjadi salah satu alasan mendasar pemerintah segera memberi perhatian kepada syabandar karena banyaknya pulau tentu memiliki fasilitasnya sendiri-sendiri.
“Dimana-mana pemerintah selalu memberi porsi terhadap perhubungan untuk menjawab problem keterisolasian. Kalau di MBD dengan banyak pulau tentu fasilitas dermaga menjadi sangat penting. Tetapi kita harus ingat karena daerah itu juga penghasil ikan, maka perlu juga mempertimbangkan aspek lingkungan jangan sampai membangun fasilitas tetapi merusak lingkungan seperti di Pulau Luang yang selama ini menjadi sumber ikan. Ini penting sekali untuk dikaji dan jangan dipaksa kalau memang ada Solusi lain”, katanya. (tim-irci)