MANOKWARI, PapuaStar.com – Dugaan penembakan yang terjadi di kampung Aimasi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari tepatnya di wilayah hukum Polsek Prafi yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AD Kodam XVIII/Kasuari Sertu Aloisius Fesiliano Tulung Johanda, sudah di tangani Polisi Militer (POM).
Hal itu dibenarkan Kapolsek Prafi, Ipda Irenius Hutauruk saat dikonfirmasi jurnalis PapuaStar.com melalui sambungan telepon menjelaskan bahwa sebelumnya tepat pada hari Kamis 2 Juni 2022, Iptu Felik Balaweling meminta ijin untuk mengadakan acara resepsi itu namun karena gelaran tersebut akan melibatkan band dangdut maka dirinya tidak mengijinkan. Sebab acara dangdutan berpotensi memicu kekacauan, karena sering terjadi terjadi seperti itu.
Meski begitu terjadi sedikit perdebatan antara Iptu Felik dengan Kapolsek Prafi Ipda Irenius Hutauruk. Sehingga Kapolsek Prafi menginstruksikan jika terjadi kekacauan maka bukan menjadi tanggung jawab Kepolisian Sektor Prafi, melainkan menjadi tanggung jawab pihak keluarga.
“Hari Kamis itu pak Felik datang mengantar undangan untuk saya dan saya katakan bahwa saya tidak pernah mengijinkan acara dangdutan apapun di wilayah prafi karena sering terjadi keributan. Pa Felik sampaikan ‘Saya ini senior mu’, kemudian saya katakan ‘betul, tapi yang Kapolsek itu saya maka kewenangan dan keputusan ada di saya. Maka saya tidak ijinkan, ketika terjadi sesuatu sepenuhnya kami tidak bertanggung jawab,” tegas IPDA Irenius, Minggu (5/6/2022).
Sebelumnya informasi yang diperoleh bahwa pada hari Sabtu 4 Juni 2022 sekira pukul 23.45 WIT bertempat di rumah Iptu Felik Balaweling yang berlokasi di jalur 9 atas Kampung Aimasi, Distrik Prafi, kabupaten Manokwari yang sedang berlangsung acara resepsi pernikahan anak sulungnya Agnestasia Saputri Balaweling, S.Kep dengan Sertu Aloisius Fesiliano Tulung Johanda yang merupakan anggota TNI Angkatan Darat Kodam XVIII/Kasuari.
Namun Kapolsek mengaku tidak mengetahui adanya kejadian penembakan itu, sebab dirinya bersama anggota sedang melakukan pengamanan di wilayah Polsek Warmare akibat pemalangan.
Saat tengah menunggu perintah untuk membackup di pemalangan, IPDA Irenius mendapat informasi ada terjadi penembakan diwilayah hukumnya.
“Kami saat itu ada di Warmare membackup Polsek Warmare karena ada pemalangan dan saat itu juga tidak bisa tembus, sehingga kami stand by di SP 2 sambil menunggu perintah untuk membackup. Jadi kronologisnya seperti apa saya tidak tahu, yang pastinya bisa dikonfirmasi ke pihak POMDAM, karena sudah saya serahkan ke POMDAM. Sebelumnya saya sudah ingatkan pak Felik untuk tidak menyelenggarakan dangdutan, tapi informasi yang saya terima acara dangdutan tetap dilaksanakan,” ungkapnya.
Data yang berhasil dihimpun bahwa penembakan itu diduga dipicu lantaran terjadi baku senggol antara anggota TNI dan warga saat berlangsungnya pesta resepsi pernikahan. Melihat situasi yang mulai memanas itu, mempelai pria Sertu Aloisius Fesiliano Tulung Johanda mengeluarkan senjata api laras pendek diduga jenis G2 Combat kaliber 9×19 mm dengan maksud untuk mengeluarkan tembakan ke udara, namun Sertu Yusuf Putra Adam Pratama Worabai menghalau tangan dari Sertu Aloisius yang sedang menggenggam senjata api itu kemudian mengarahkannya ke bawah, dan terdengar letusan tembakan sebanyak 1 kali.
Pasca bunyi tembakan itu, di dapati Sertu Bayu tergeletak di depan panggung dengan luka tembak pada bagian perut sebelah kiri sedangkan Rafael Ifan Balaweling tergeletak di teras rumah orang tuanya dengan luka tembak dibagian dada sebelah kiri. Kedua korban kemudian dibawa ke Puskesmas Prafi untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawa Irfan yang adalah adik ipar dari Sertu Aloisius tidak tertolong. Sementara korban Sertu Bayu dalam kondisi kritis dan sudah dirujuk ke Rumah Sakit dr. Azhar Zahir TNI Angkatan Laut Manokwari.(PS-01)