MANOKWARI, PapuaStar.com – Menyikapi kericuhan yang terjadi antara pihak kepolisian dan kelompok warga yang mengatasnamakan keluarga korban begal, pada Senin 7 Agustus 2023 siang kemarin, menuntut Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) provinsi Papua Barat Maurid Saiba angkat bicara.
Menurut Maurid, tindakan buka paksa pemalangan dengan cara menembakan gas air mata kepada warga, adalah tindakan yang tidak humanis. Pasalnya, pemalangan yang dilakukan tidak serta merta dianggap sebagai upaya melawan hukum, namun lebih kepada meminta perhatian pihak kepolisian untuk memfasilitasi penyelesaian masalah, yang seorang tokoh agama dan anaknya serta mobil menjadi korban.
Dijelaskannya, kehadiran warga dengan membawa anak panah dan parang sudah menjadi tradisi adat dalam penyelesaian masalah, bukan untuk menentang kebijakan apalagi berperang. Oleh sebab itu, pihak kepolisian diminta lebih Arif dan bijaksana, dalam menghadapi situasi warga dilapangan.
“Pembukaan palang dan penembakan gas air mata sampai penangkapan terhadap terhadap satu warga itu, kiranya kita harus sikapi dengan baik,” ujar Maurid dalam audio yang dikirim kepada wartawan di Manokwari, Selasa (8/8/2023)
“Pemalangan itu supaya ada perhatian untuk sebuah tindakan penyelesaian, bukan perang,” sambungnya.
Penyelesaian masalah di tanah Papua, tidak semestinya dengan tindakan represif atau menggunakan kekuatan militer penuh. Melainkan harus mengedepankan cara-cara yang humanis. Sehingga tidak berdampak pada gangguan Kamtibmas.
“Saya minta Kapolresta, Kapolda mari kita selesaikan masalah ini dengan bijaksana. Kalau tidak, nanti akan berdampak luas dan mengganggu Kamtibmas di Provinsi Papua Barat,” pungkas Saiba.
Legislator Papua Barat Fraksi Otonomi Khusus itu juga mengingatkan pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku kejahatan luar biasa yang semakin marak di Kabupaten Manokwari.
Sebab akibat tindakan kejahatan itu, banyak warga yang tidak bersalah menjadi korban. Bahkan ada yang kehilangan nyawanya. Seluruh tindakan kriminalitas yang terjadi di Manokwari, harus diusut hingga ke akarnya. Sehingga warga tidak dihantui rasa takut saat beraktivitas, khususnya di malam hari.
“Saya berikan apresiasi kepada Kapolresta dan jajaran yang sudah mengamankan para pelaku. Tidak hanya itu, seluruh pelaku kejahatan harus di tangkap, karena Manokwari ini sudah marak sekali dengan aksi begal. Saya tidak tahu, siapa yang backup atau sponsor hal ini,” tutup Maurid.(PS-01)