MANOKWARI, PapuaStar.com – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Kabupaten Manokwari Selatan baru-baru ini menuai kritik tajam dari Maxsi Nelson Ahoren, seorang tokoh intelektual asal Arfak.
Maxsi Ahoren menilai bahwa tindakan tersebut sangat tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang dipegang oleh masyarakat Papua, khususnya anak asli Manokwari Selatan.
Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar kode etik adat yang telah lama dijunjung tinggi,” ungkap Maxsi saat ditemui wartawan, Senin ( 19/08/2024 )
Aksi demonstrasi adalah hal yang wajar dan dijamin oleh undang-undang dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
Sebagai pemerintah, kita berkewajiban mendengar apa yang disampaikan oleh rakyat.
” Namun, aksi yang dilakukan kemarin sangat bertentangan dengan prinsip dasar sebagai anak asli Papua.
Ini sangat disayangkan karena tindakan tersebut justru memperkeruh suasana dengan aksi pembakaran yang tidak perlu dilakukan,” ujar Ahoren.
Menurut Maxsi, aksi tersebut menunjukkan adanya kesalahan besar dalam cara penyampaian aspirasi.
Ia menyayangkan tindakan pembakaran yang terjadi karena menurutnya, hal tersebut hanya menambah kerusuhan dan ketidaknyamanan di tengah masyarakat.
“Kami melihat hal ini sebagai tindakan yang sangat keliru, dan kami kecewa dengan oknum-oknum yang terlibat dalam aksi tersebut,” tambahnya.
Maxsi menekankan pentingnya introspeksi diri bagi semua pihak yang terlibat, dan ia berharap bahwa kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga agar hal serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.(PS-08)