MANOKWARI, PapuaStar.com – Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Papua Jemaat Solafide Manokwari merayakan Hari Ulang Tahun ke 13, dengan mengusung tema ‘Dengan Semangat HUT Jemaat GPI Papua Solafide Manokwari ke-13, Mari Kita Terus Membangun Persekutuan dan Persaudaraan Kita Agar Pergumulan Pengembangan GPI Papua di Manokwari Tetap Dapat Berjalan Dengan Baik di Sesuaikan Dengan Visi Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari’.
Ibadah perayaan Hari Ulang Tahun ke-13 itu dipimpin langsung Pdt. Melanthon Luden, M.Th. Dalam ibadah tersebut, jemaat yang hadir mendapat pesan Alkitab yang dikutip dari 1 Korintus 12 : 12 – 20.
Diusia ke-13 tahun, Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua Jemaat Solafide Manokwari sebelumnya lahir dari gagasan 6 keluarga yang berkeinginan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Oleh karena itu, tepat di Tahun 2009 silam, jemaat Solafide mula-mula di Manokwari akhirnya terbentuk. Hingga kini, telah memiliki 116 kepala keluarga dan 400 lebih jiwa yang bersekutu dalam lingkup GPI Papua Jemaat Solafide Manokwari.
Dalam perjalanan pelayanannya, GPI Papua Jemaat Solafide Manokwari juga telah melahirkan 1 Bakal Jemaat yakni Jemaat Petra Andai, Pos Pelayanan Batalyon 761/Kibibor, dan Pos Pelayanan Solagracia Rindam Ransiki.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Solafide Manokwari, Pdt. Thomas Bapcy, M.Th dalam sambutan tunggalnya mengatakan bahwa usia 13 tahun bukanlah usia yang mudah dalam menghadapi pergumulan jemaat saat ini.
Melalui momentum HUT ke-13, Pdt. Thomas Bapcy berkomitmen untuk melahirkan Klasis baru di Manokwari. Mengingat Manokwari merupakan ibu kota provinsi Papua Barat yang seyogianya dalam pelayanan gereja sudah harus memiliki Klasis sendiri.
“Tema ini saya sengaja menyusunnya. Salah satu komitmen kami untuk Klasis sendiri, karena kami di pusat provinsi, dan sudah sepantasnya kita harus punya Klasis. Ini semata-mata untuk mempersiapkan generasi penerus pelayan Tuhan dimasa yang akan datang,” ungkap Pdt. Thomas Bapcy, M.Th, Selasa (19/4/2022).
Pdt. Thomas Bapcy mengaku bahwa dalam pelayanan bergereja tentunya para pelayan dan umat Tuhan harus memperkuat persekutuan dan persaudaraan sebagai modal utama dalam memberitakan Injil Tuhan kepada dunia.
Oleh sebab itu, membangun dan persaudaraan ditengah jemaat harus dilakukan secara terstruktur oleh seluruh perangkat pelayan maupun diantara umat sendiri.
“Membangun persekutuan dan persaudaraan dengan baik akan menjadi kekuatan dalam meneruskan pelayanan di masa yang akan datang. Begitu juga sebaliknya, jika persekutuan dan persaudaraan tidak dijaga dengan baik, maka pelayanan akan hancur,” sambungnya.
Masih dalam konteks pelayanan bergereja, Pdt. Thomas Bapcy menegaskan bahwa GPI Papua adalah rumah bagi orang percaya, dan bukan mengatasnamakan suku, ras atau golongan tertentu. Dengan demikian, bermodalkan kasih, saling membantu dan melayani maka dirinya optimis GPI Papua akan menjadi rumah bagi semua umat diatas tanah Papua.
“GPI Papua adalah rumah kita bersama, karena kita hidup dalam kemajemukan. Kita bukan gereja suku, tetapi kita adalah gereja umat yang percaya kepada Tuhan atas dasar saling mengasihi, membantu dan melayani. Karena itu, saya berharap seluruh umat untuk tetap bersekutu dan melayani di kebun anggur milik Tuhan ini,” tutup Bapcy.
Perayaan HUT ke-13 Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua Jemaat Solafide Manokwari diakhiri dengan pemotongan kue ulang tahun oleh Ketua Majelis Jemaat Solafide Manokwari, serta perangkat pelayan di lingkup GPI Papua Jemaat Solafide Manokwari.(PS-01)