MANOKWARI, PapuaStar.com – Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manokwari menggelar Bimbingan teknis Acuan Diving dalam rangka Peningkatan dan Pengembangan Kompetensi Petugas SAR selama empat hari.
Kepala Kantor SAR Manokwari I Wayan Suyatna mengatakan tujuan kami melaksanakan bimtek Underwater ini untuk meningkatkan kompetensi para Rescue yang mana nanti bertugas untuk melaksanakan pencarian dan pertolongan sehingga mereka itu mampu untuk melaksanakan pencarian dan pertolongan itu secara maksimal di air.
Bimtek ini kita lakukan selama 4 hari yang mana hari pertama ini akan ada materi kelas , kemudian hari berikutnya akan dilaksanakan di Kolam Renang, dan selanjutnya akan di praktekkan langsung di laut.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor SAR Manokwari I Wayan Suyatna usai secara langsung buka bimtek Underwater di kantor SAR Manokwari, Senin (26/09/2022).
Katanya kita Rescue semua berjumlah 40 orang yang akan dilatih yang akan di latih oleh instruktur dari luar yang mempunyai kualifikasi di bidangnya, selain itu juga instruktur kita juga ikut membeckup.
“Menurutnya kesiap siagaan itu harus kita siapkan, bukan hanya saja peralatannya tetapi juga personilnya, sehingga untuk personil kita harus tingkatkan kemampuannya, sehingga berhasil dengan cepat, tepat dalam melaksanakan kejadian dan pertolongan terutama fisik Mereka,” ungkap
Lebih lanjut disampaikan dimana saat ini aman-aman saja saat ini bencana atau kecelakaan itu datangnya kan kita tidak tahu waktunya, kita dituntut untuk selalu siap untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi.
Untuk di SAR sendiri yang sertifikasi tidak banyak, sehingga dilaksanakan kegiatan bimtek ini, para Rescue dituntut dalam situasi seperti apa mereka di haruskan untuk melakukan tugas mereka.
“Diklat khusus yang kita lakukan untuk meningkatkan kompetensi, jadi harus diakui semua pihak, bukan hanya mengakui diri kita sendiri saja sebagai rescuer tetapi harus diakui juga oleh semua unsur yang terlibat, sehingga sertifikasi itu memang sangat dibutuhkan,” bebernya.
Kata I Wayan menyampaikan di mana wilayah kita ini 75 persen wilayah perairan meliputi laut, sungai dan danau dimana tingkat bahayany cukup tinggi.
Misalnya kemarin ada mobil jatuh ke danau Anggi, suhu air danau mencapai -7, sehingga rekomendasi untuk menyelam disitu tidak bisa sebelum mereka memiliki kualifikasi tertentu. Karena sering kita melakukan pelatihan sehingga kita perintahkan untuk melakukan tahapan-tahapan tertentu.
Masyarakat tidak pernah mau tahu, korban itu harus di tolong, maka kita harus berani tanggung jawab kita terhadap masyarakat. Dimana kita harus selamatkan diri kita sendiri dulu baru kita selamatkan orang lain.
“Untuk underwater kita memiliki namun terbatas jumlahnya, sehingga kami butuhkan juga instansi-instansi terkait misalnya TNI, Polri dan LSM-LSM yang mempunyai kapasitas atau peralatan yang memadai di bidang itu. Sehingga kita menjalin kerjasama dengan instansi terkait,” terang I Wayan Suyatna.(PS-08)