Aturan, Kebijakan dan Akses Jadi Penghambat Perempuan Pedesaan Bertumbuh

oleh -187 Dilihat

MANOKWARI, PapuaStar.com – Women 20 (W20) menjadi momentum melihat kembali permasalahan yang dialami oleh perempuan khususnya perempuan pedesaan, kelompok perempuan disabilitas maupun anak-anak.

Pasalnya, banyak kebijakan dan aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah terhadap kaum perempuan dan kelompok disabilitas, namun dalam implementasinya masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu melalui Side Event W20 ini akan menjadi akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah agar kedepannya implementasi peraturan dan kebijakan dapat berjalan dengan maksimal.

Salah satu point’ yang menjadi isu dalam Side Event W20 ini yakni terkait akses terhadap kaum perempuan pedesaan dalam meningkatkan ekonomi. Tidak hanya perempuan pedesaan, namun akses yang dimiliki oleh perempuan disabilitas dan anak juga terbilang sangat kecil.

“Permasalahan pemberdayaan perempuan bukan hanya di Indonesia saja yakni peningkatan akses bagi wanita pedesaan dan disabilitas. Kita mengharapkan hasil W20 ini mempunyai landasan yang kuat untuk benar-benar dikerjakan dengan menghasilkan suatu karya yang nyata. Ada perbedaan yang signifikan dimana kita bukan saja bicara soal perempuan pedesaan dan disabilitas,” ungkap Ketua Umum KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd, Rabu (8/6/2022).

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi kaum perempuan saat ini sangat berkaitan erat dengan kesetaraan gender. Sejauh ini kesetaraan gender masih belum dirasakan khususnya bagi perempuan pedesaan dan perempuan disabilitas.

Kondisi ini akan lebih sulit jika tidak tertangani secara maksimal. Oleh sebabnya, Ketua Umum KOWANI berkeinginan untuk dapat disosialisasikan secara terus menerus ke semua kalangan. Sehingga kesetaraan gender dapat diwujudkan.

Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo juga telah menyatakan kesiapannya untuk mensosialisasikan segala aturan dan kebijakan yang dihasilkan dari Side Event ini melalui perpanjangan tangannya di daerah-daerah.

“KOWANI dengan perpanjangan tangan di daerah yakni BKOW dan GOW kami siap untuk dapat melaksanakan edukasi dan sosialisasi khususnya aturan dan kebijakan dari hasil Side Event ini,” sambung Ketum KOWANI.

Diakuinya bahwa tuan rumah pelaksanaan W20 kali ini sangatlah tepat, meski ditengah permintaan dari sejumlah daerah. Dengan ditunjuknya Papua Barat menjadi tuan rumah Side Event W20 ini, dapat memberi hasil positif bagi perempuan pedesaan, kaum disabilitas dan anak diseluruh Tanah Air Indonesia, yang kemudian akan direkomendasikan untuk menjadi perhatian pada Event G20 nanti.

“Harapan kami, bukan hanya perempuan di Papua Barat namun diseluruh Indonesia agar dapat menjadi rekomendasi untuk diteruskan ke G20,” harapnya.(PS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *