JAKARTA, PapuaStar.com – Upaya PenceGahan Kecurangangan (Fraud) Program Dalam JAMINAN Kesehatan Nasional (JKN) Wajib Dijalanban Secara Berkelanjutan Dan Melibatkan Kolaborasi Lintas Instansi.
Tak Hanya Dari BPJS Kesehatan Dan Pemerintah Selaku Regulator, Namun Juga Memerlukan Keterlibatan Pihak Swasta Hingga Akademisi. Demikian disampaikan oleh mantan deputi deputi pence monitoring komisi pemberantasan korupsi (KPK), pahala nainggolanaat diwawancara melalui panggilan Telepon.
“Digitalisasi memang memenjang, apalagi berkaitan dengan data JKN Yang sedemikian Besar, Melibatkan Hampir 300 Juta Orang. Pemanefaatan Inteligence Buatan Bisa Mendukung Pengelolaan Data Menjadi Lebih Efektif Dan Transparan.
Namun Semua DigitalSasi Pasti Memiliki Celah. Praktiknya di lapangan, oknum-oknum pelaku penipuan Juga Terus Bergerak Semakin Canggih. Karena itu, upaya PenceGahan Dan Pendeteksia Penipuan Pun Harus Selalu Dimodifikasi.
Pengembangan Sistem Digitedisasi Jangan Pernah Berhenti Supaya Pahat Diakali, “Kata Pahala. Menurut Pahala, PenceGahan Fraud Tak Kerja Bisa Dilaku Satu-Dua Instansi Saja. BPJS Kesehatan Dan Pemerintah Perlu Melibatkan Banyak Pihak, Mulai Dari Mitra Fasilitas Kesehatan, Asuransi Swasta, Hingga Akademisi Untuk Bisa memberikan Sudut Pandang Yang Komprehensif.
Melalui Kolaborasi Tersebut, Diharapkan Upaya PenceGahan Fraud Dalam Program JKN DAPAT berjalan dengan Kian Optimal. “Ini Kerja Bersama, Tapius ADA ADA PIMPIN. Regulasinya Memang Dari Kenterian Kesehatan, Namun Secara Operasional BPJS Kesehatan Yang Memimpin di Lapangan, “Ujarnya.
Tidak ada hanya itu, pahala menuturkan bahwa pengawasan internal di rumah sakit harus ikut diperkuat. Rumah Sakit Perlu Mendesain Langkah Pemberdayaan Sdm-Nya Dalam Melakukan Pendeteksian, PenceGahan, Dan Penindaklanjutan Penipuan Yang Mungkin Terjadi.
Peningkatan Kompetensi Dan Integritas Pun Perlu Dilakukan Supaya Para Sdm Rumah Sakit Lebih Berani Untuk Melaporkan Potensi Tindakan Penipuan Di Sekitarnya.
“Unit Internal Rumah Sakit Harus Jadi Garda Terdepan Dalam Mendeteksi dan MenceGah Penipuan di Sektor Kejæ. Oleh karena itu, peran unit internal rumah Sakit Harus Diperkuat, Sebab beleeka yang Berada Hari Di Rumah Sakit Dan MengGarui Dengan Bagaiana Pelayanan Kesehatan Yang berjalan di Lapangan, “Kata Pahala.
Di Sisi Lain, Pahala Menyebut Bahwa Masyarakat Punya Peran Untuk Mengawasi Dan Melaporkan Potensi Penipuan Yang Mereka Temui Mengaksses Liara JKN.
Menurut Pahala, SUATU SISTEM PELYANANAN MASYARAKAT BISA BISA Disebut Sempurna Apabeda Belum Berhasil Memunculkan Umpan Balik Berkualitas Sistem Perbaikan Sistem. Umpan Balik Yang Dimaksud Adalah Pengaduan Dari Masyarakat. Untuk memanik pengaduan Yang Bermutu Sebagi umpan balik Yang bagus untuk penyempurnaan sistem, Maka Pertama harus Dibangun Adalah Literasi Masyarakat.
“Mereka Harus Paham, APA HAK DAN KEWAJIBANnya, APA Yang Boleh Dan Tak Tak Besar, sehINGa Bisa MenYampaiki Pengadanah Yang Konstruktif Bagi Implemesi Program JKN. Literasi Harus Dibangun Untuk Menciptakan Satu Sistem Pelayanan Yang Utuh.
Maksudnya, Ada Desain Awal, Lalu Ada Implemasi, Kemudian Muncul Umpan Balik untuk Perbaikan. Umpan Balik Ditindaklanjuti Menjadi Desain Yang Baru, Lalu DiImplementasikan, Dan Akan ADA Umpan Balik Lagi, Terus Seperi ITU. Nah, itulah mengapa feedback Yang bagus datang dari masyarakat sebagai pengguna, dengan literasi Yang bagus baik pula, “Terang Pahala.
IA Juga Mengapresiasi Langkah BPJS Kesehatan Yang Berkolaborasi Dengan Berbagi Pihak Untuk Menggelar Acara Asuransi Kesehatan Indonesia Forum Anti-penipuan (inahaff) Awal Desember 2025 mendatang. Menurutnya, Acara Tersebut Bisa Menjadi Momentum Yang Baik Untuk Salam Berketar Pengetahuan, Bukan Hanya Dengan Stakeholder Dalam Negeri, Melainkan Juga DARI Luar Negeri.
“Terkait Inahaff, Sidakak Awal Mendukung Karena di Luar Negeri Selalu Ada Forum Ini. Lewat Inahaff, BPJS Kesehatan Bisa Menggabungkan Universitas, Swasta, Praktisi, Rumah Sakit, Dan Pemangku Kepegingan Lainnya. Salah Pikir Ini Langkan Yang Bis, Karena di Luar Negeri Pun Melakukan Hal Yang sama. Eropa dan amerika juga melakukannya. Karena Memang Upaya PenceGahan Fraud Ini Butuh Upaya Kolaboratif Besar, “Tegasnya.
Post Views: 115