Disinyalir Ada Praktek KKN , Yoteni Protes Hasil Seleksi IPDN

oleh -243 Dilihat

MANOKWARI, PapuaStar.com — Hasil seleksi calon Praja IPDN mendapat protes keras dari Kepala Suku Wondama, Yan Anton Yoteni. Dia menilai, seleksi sekolah kedinasan tersebut terindikasi praktik KKN. Mengakibatkan kerugian bagi perwakilan atau calon praja asal Kabupaten Teluk Wondama.

Kami menyatakan tidak menerima hasil seleksi calon Praja IPDN, karena jatah anak Teluk Wondama diisi oleh kabupaten lain.

Bahkan, jatah Wondama diisi oleh orang dari Manokwari. Padahal Anak-anak Wondama ada, dengan nilai yang cukup tinggi, kenapa sampai seperti ini,” jelas Ketua Pansus Revisi UU Otsus DPR Papua Barat, Jumat (10/09/2021)

Kami tidak terima, karena ini jelas-jelas jatah Anak Teluk Wondama di IPDN telah dicuri, Kami minta jatah Anak Teluk Wondama yang di rampok dikembalikan kepada yang memiliki ranking tertinggi.

Jangan bikin praktik merampas hak orang lain. Orang Wondama masih ada, jatah wondana untuk IPDN tidak boleh dirampok oleh orang yang bukan orang Wondama

Yan Yoteni merupakan anggota Fraksi Otsus DPR Papua Barat menuturkan, sejumlah anak-anak asli Wondama yang ikut serta dalam seleksi calon praja IPDN memiliki nilai tinggi namun tidak terakomodir. Sehingga apa yang menjadi alasan bagi panitia seleksi untuk menggugurkan mereka.

Tinggal 3 orang, satu yang asli itu namanya Habel Kamodi, kok anak aslinya tidak masuk nilai tinggi, kan aneh, ini menjadi pertanyaan?

Yan Yanoteni menegaskan, persoalan hasil seleksi calon praja IPDN ini akan diadukan ke DPR-PB. Ia berharap mendapatkan perhatian lembaga politik ini. Sehingga dapat menyampaikan persoalannya secara langsung kepada Menteri Dalam Negeri proses seleksi yang dinilainya kental dengan praktik KKN.

Kami akan meminta ke DPR-PB supaya segera menyurati direktur IPDN, persoalan ini juga akan saya dilaporkan langsung ke menteri dalam negeri pada pertemuan Senin pekan depan. Ada praktik yang tidak baik dalam perekrutan ini. Hak-hak masyarakat adat yang diatur di dalam Undang Undang dirampok, ada kolusi dan nepotisme,” jelasnya.

Yan Yoteni memberikan apresiasi kepada MRP-PB yang ikut mengawasi proses seleksi calon praja IPDN sejak dari tingkat kabupaten. Akan tetapi, ia mempertanyakan soal alasan apa yang dijadikan dasar sehingga sejumlah anak-anak asli Wondama gugur dalam seleksi tersebut.

Ia menambahkan, MRP-PB sudah kawal baik, tetapi ada permainan seperti apa sehingga jatah orang Wondama itu diambil. Jangan main-main, dengan cara-cara seperti ini.(PS-08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *