Disinyalir ada unsur Sabotase, GPI Papua Tak Terakomodir dalam Penjaringan Calon Anggota MRPB

oleh -781 Dilihat

MANOKWARI, PapuaStar.com – Sinode Gereja Protestan Indonesia (GPI) di tanah Papua, merasa ada dugaan sabotase dalam proses penjaringan calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRPB) Provinsi Papua Barat.

Hal itu disampaikan Ketua Sinode GPI di Papua Pdt. Donal Salima, usai bertemu panitia seleksi di salah satu hotel dalam kota Manokwari, Sabtu (29/4/2023).

Pdt. Salima menjelaskan, sejak awal pertemuan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Papua Barat, dalam membicarakan proses pencalonan anggota MRPB, sama sekali tidak mengundang pihaknya.

Pada hal, GPI di wilayah Papua Barat menduduki urutan ketiga, setelah Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI).

Caption Foto : Pertemuan antara Sinode GPI di Papua dengan Ketua Panitia Tim Seleksi Calon Anggota MRPB/PS-01

GPI di Papua secara pelayanan sudah lebih dari 115 tahun. Walau secara lokal baru berusia 38 tahun. Sehingga hal itu menurut Pdt. Salima, harus menjadi pertimbangan bagi Badan Kesbangpol untuk memberikan kuota dalam pencalonan anggota MRPB.

“Kami melihat regulasi, proses dan tahapan mengumpulkan gereja-gereja sebagai saluran dari hadirnya MRP itu, tidak adil. Kami merasa ini penghinaan bagi GPI di Papua,” tegas Pdt. Donal Salima.

GPI menurut Pdt. Salima, telah menunjukan eksistensinya dalam menggembalakan umat sejumlah wilayah, yang mayoritasnya masyarakat asli Papua. Olehnya itu, eksistensi GPI di Papua harus diperhitungkan.

Selain itu, GPI adalah mitra pemerintah, yang pada kenyataannya membantu dalam proses pembangunan rohani umat.

“GPI Papua untuk wilayah selatan Papua Barat, Fakfak, Etna, teluk Bintuni, Kaimana, Arguni, itu mayoritas kampung orang asli Papua ada sekitar 115 jemaat. Bagaimana hari ini tidak ada perwakilan di MRP,” beber Pdt. Donal.

Mengingat ini masih dalam tahapan penjaringan dan seleksi, maka Ketua Sinode GPI Papua meminta agar ada kebijakan dalam mengakomodir GPI Papua.

Caption Foto : Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota MRPB, Vitalis Yumte/PS-01

Jika tidak demikian, maka kondisi ini akan berdampak pada pemilihan DPR tingkat provinsi maupun juga kabupaten.

“Kami berharap GPI harus mendapat 2 kursi. Karena kita sudah 115 tahun ada di atas tanah Papua. Jangan sampai ini menjadi masalah, karena akan berpengaruh pada pemilihan DPR Provinsi dan Kabupaten, sebab ini kerja yang tidak jujur,” timpalnya.

Dirinya menilai, ada unsur kesengajaan dalam proses penjaringan hingga tahapan seleksi.

“Ini sabotase yang tidak tahu dilakukan oleh oknum siapa. Kita tidak diundang, makanya kita tidak hadir,” pungkas Pdt. Donal.

Menanggapinya, Ketua panitia seleksi Vitalis Yumte menerangkan, pihaknya tidak dapat mengambil keputusan.

Sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam seleksi ini, Vitalis menyampaikan agar Sinode GPI dan tim dapat bertemu Gubernur Papua Barat, sebagai pengambil kebijakan. Sehingga aspirasi tersebut mendapat solusi.

“Kami tidak bisa mengambil keputusan, karena sistemnya kami panitia bekerja sesuai SK Gubernur. Sebagai bagian dari tanggung jawab, sinode GPI harus bertemu Gubernur untuk membicarakan ini, sambil kami menjalankan tahapan pemilihan ini,” tutup Yumte.(PS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *