FAKFAK, PapuaStar.com – Umat Katolik di Tanah Papua Memperingati Misi Katolik masuk di Tanah Papua ke-129 tahun, di Fakfak yang dimulai dari Kampung Sekru, Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Perayaan kali ini, diawali dengan peletakan batu pertama pembangunan Tugu misionaris Pastor Pater Cornelis Le Cocq d’Armandville SJ, oleh perwakilan tokoh adat keluarga muslim kampung sekru, uskup Manokwari Sorong dan Bupati FakFak, Selasa (25/05/2023).
Penjabat (PJ) Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs.Paulus Waterpauw M.Si mengajak umat katolik dan keluarga muslim secara khusus se-Kabupaten FakFak tapi juga Papua Barat pada umumnya, untuk senantiasa mengucap syukur atas berkat seorang misionaris yang membawa misi Katolik di Tanah Papua di kabupaten FakFak.
“Dengan membuka tabir kehidupan, Paulus Waterpauw mengaku terharu, setelah menyaksikan secara langsung prosesi perayaan peringatan Misi Katolik yang tidak hanya di lakukan oleh umat Katolik, namun adanya keterlibatan keluarga muslim juga,” tutur mantan Kapolda Papua dalam sambutannya, Selasa (25/05/2023).
Penjabat Gubernur Waterpauw juga berjanji, bahwa pihaknya akan mendiskusikan bersama para uskup dan pastor serta pihak legislatif dan pemda FakFak.
“Untuk menyusun sebuah konsep pembangunan situs sejarah tentang misi Katolik di lokasi pendaratan misionaris Pater Le Cocq, yang membuka tabir kehidupan di Tanah Papua dari wilayah Selatan ini,” ucapnya.
Orang nomor satu di Papua Barat ini berharap, momen peringatan misi katolik ini, menjadi titian bersama seluruh umat.
“Saya sesungguhnya terharu, karena sebelumnya saya sudah mendengar cerita tentang masuknya Katolik di FakFak, tepatnya di kampung Sekru dimana hari ini saya dapat menyaksikan langsung bagaimana toleransi itu dapat terjadi disini,” ujar Pj.Gubernur Waterpauw
Selanjutnya, kata Waterpauw, akan dibuatkan konsepkan bersama, tentang pembangunan situs misi Katolik di Tanah Papua, di Kampung kita di Sekru, di kampung Bronkendik dan Pulau Bone.
“Saya berharap momen ini menjadi sebuah titian bersama untuk kita, oleh karena itu saya mohon masukan dari bapak uskup bersama para pastor untuk kita melakukan konsep bagaimana membangun situs sejarah ini,” jelas Pj. Gubernur.
Paulus Waterpauw menambahkan, Sejak jaman nenek moyang di tanah Papua, memang telah ada hidup dengan penuh kasih dan berdampingan Suasana inilah mencerimnkan semboyan hidup masyarakat FakFak, Satu Tungku Tiga Batu, dari dulu terus dipelihara hingga saat ini.(PS-08)
Post Views: 671