MANOKWARI, PapuaStar.com – Terjadi Inflasi year on year (yoy) pada Oktober 2022 sebesar 5,71 persen di Jakarta, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,75.
Sedangkan di Papua Barat inflasi 4.15 persen, perlu diketahui terjadinya Inflasi dikarenakan adanya kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok bahan pokok.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi II DPR-Papua Barat Frederik Marlisa kepada PapuaStar.com melalui telepon selulernya, Rabu (02/10/2022) malam.
Dikatakan Frederik Marlisa, harus ada kerjasama lintas daerah atau antar kabupaten, mengingatkan Papua Barat adalah daerah konsumen bukan daerah penghasil atau produksi.
“Sangat berbahaya terjadi lonjakan harga karena hampir semua kabupaten yang ada di Papua Barat mengalami inflasi. Padahal sumberdaya alam sangat potensial,” tutur Ketua Komisi II DPR Papua Barat.
Lebih lanjut Politisi Partai PDI-P Papua Barat meminta agar pemerintah provinsi Papua Barat dapat selalu bersinergi dengan seluruh Pemerintah Kabupaten serta seluruh OPD terkait, agar serentak mencegah terjadinya Inflasi. Mengingat sekarang Inflasi sudah 4.15 persen di Papua Barat.
“Salah satu langkah kongkrit menekan Inflasi adalah kerja sama antar lintas daerah produksi, karena daerahnya dekat dengan Papua Barat, ada Sulawesi Utara (Manado) daerah penghasil Kelapa, rempah-rempah dan sayuran sangat berlimpah. Begitu juga dengan Sulawesi Selatan (Makassar) daerah penghasil cabai rawit, telur ayam, Ayam buras, rempah-rempah dan Beras. Mengingat Kedua daerah tersebut yang paling dekat dengan kita, agar harga ekspedisi tidak mahal jadi harga jualnya pun tidak terlalu mahal,” jelas politisi PDI-P Papua Barat.
Sedangkan antar Kabupaten yang ada di Papua Barat seperti Manokwari Selatan (Mansel) penghasilan Beras, Pegunungan Arfak (Pegaf) penghasil sayuran, begitu juga Kabupaten Manokwari di wilayah SP penghasil beras dan cabai.
“Frederik Marlisa menambahkan, untuk itu harus saling bersinergi pemerintah dengan daerah terdekat menekan lajunya Inflasi, agar dapat menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis, sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimal. Karena semakin tinggi permintaan konsumen sedangkan Jumlahnya kurang otomatis terjadi lonjakan harga lagi bisa dua atau tiga kali lipat, itu yang dicegah bersama,” tandasnya.(PS-08)
