MANOKWARI, PapuaStar.com – Aksi pemalangan fasilitas umum saat ada masalah rupanya sudah menjadi budaya di ibu kota provinsi Papua Barat tepatnya di kabupaten Manokwari. Tentunya kondisi itu sangat berdampak buruk bagi pembangunan, bahkan menjadi hal yang dikhawatirkan oleh para investor yang ingin membangun di Manokwari.
Tidak dapat dipungkiri, setiap permasalahan yang dialami oleh masyarakat, tentu akan berdampak pada pemalangan fasilitas umum seperti jalan dan kantor pemerintah. Hal tersebut tidak harus terjadi lagi, sebab jika kondisi itu terus terjadi maka secara otomatis telah membuktikan bahwa rendahnya kualitas dan peradaban masyarakat di kota Manokwari yang adalah kota religi dan ibu kita provinsi Papua Barat.
“Bagi saya kalau setiap masalah kita menggunakan cara palang memalang, ini menunjukan kualitas kita di kota ini semakin mundur. Boleh dikatakan adalah orang-orang yang tidak berkualitas bahkan peradaban kita rendah,” ungkap Bupati Manokwari Hermus Indou, SIP., MH, Sabtu (12/11/2022).
Sering melihat dan mendapat laporan, Bupati Manokwari Hermus Indou mengaku geram dengan kebiasaan masyarakat itu. Dengan tegas Hermus Indou memberi instruksi agar masyarakat tidak lagi melakukan aksi pemalangan dalam bentuk apapun.
“Saya minta budaya palang memalang di Manokwari di hentikan. Tunjukan kualitas kita bahwa menghadapi masalah bukan dengan cara pemalangan,” tandas Bupati Hermus.
Mantan Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Setda provinsi Papua Barat itu berharap masyarakat yang menghadapi masalah dapat dilaporkan secara berjenjang ke semua pemangku kepentingan terkait. Sehingga dapat diselesaikan dan tidak melakukan pemalangan yang notabenenya dapat menghambat aktivitas sosial kemasyarakatan.
“Kita manusia hidup tidak terlepas dari masalah. Tetapi semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Kalau ada masalah, sampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab dan pemerintah secara berjenjang,” tutup Hermus Indou.(PS-01)