MANOKWARI, PapuaStar.com – Pemerintah Kabupaten Manokwari terus berupaya untuk melakukan pemerataan ekonomi diwilayahnya. Upaya tersebut disampaikan Bupati Manokwari Hermus Indou dihadapan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Bahlil Lahadalia saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Percepatan Investasi oleh Dinas Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Papua Barat.
Bupati Hermus Indou mengatakan bahwa kapasitas fiskal daerah khususnya kabupaten/kota di Papua Barat rata-rata hanya berkisar 1 sampai 1,5 Triliun setiap tahunnya. Ini disebabkan karena setiap daerah masih membutuhkan penerimaan konvensional dari pemerintah pusat yang berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) diketahui masih rendah. Hal ini disebabkan karena minimnya investasi di masing-masing daerah.
Melihat kondisi daerah yang tidak membaik dalam hal percepatan pertumbuhan ekonomi ini, Bupati Manokwari Hermus Indou meminta kepada pemerintah pusat agar dapat membangun pabrik kelapa sawit yang baru yang diperuntukan bagi orang asli Papua dan pabrik pakan ternak.
“Kami mendorong untuk dua pabrik sebagai transformasi ekonomi yang didengungkan oleh bapak Presiden Joko Widodo. Supaya hilirisasi industri bisa terjadi dibawah. Pertama terkait dengan pabrik pakan di Masni. Kalau pabrik pupuk saja bisa dibangun di Fakfak, maka kami berharap pabrik pakan juga bisa dibangun di kabupaten Manokwari. Kami juga mendorong adanya pabrik kelapa sawit yang baru selain yang dikelolah oleh PT.Medco,” ujar Bupati Manokwari Hermus Indou, Rabu (15/6/2022).
Kehadiran pabrik kelapa sawit dan pabrik pakan ternak di Manokwari tentunya akan mampu mendorong percepatan ekonomi di daerah.
Sebab akan ada juga infrastruktur pendukung yang akan dibangun berupa jalan dan bandar udara yang kini dalam tahap pembebasan lahan untuk perpanjangan runway.
“Percepatan Investasi tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur yang mumpuni. Kita sedang berjuang untuk bandar udara dan jalan layang yang menghubungkan Rendani dan Pantai Wosi,” sebut Hermus.
Bupati Hermus juga meminta pembangunan pelabuhan khusus bagi operasional bongkar muat konteiner. Sebab diketahui bersama bahwa kapasitas pelabuhan laut Manokwari sudah tidak mampu untuk menampung konteiner.
Dengan demikian selain untuk menyokong pertumbuhan ekonomi dengan masuknya investasi di daerah, sekaligus bisa menekan angka pengangguran dan meningkatkan ekonomi kerakyatan.
“Selain itu pelabuhan konteiner di Masni, karena kapasitas daya tampung dari pelabuhan kita sudah sangat terbatas,” tutup Bupati Manokwari.(PS-01)