SUBANG, PapuaStar.com – Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr. (Han) didampingi Pejabat Utama (PJU) Kogabwilhan III, lakukan Kunjungan Kerja (Kunker) meninjau sentra perkebunan dan pengolahan tanaman Sereh ke UMKM CV. Atsiri Garden Indonesia (Kelompok Tani Putra Atsiri) di Jalan Curug Cijalu Kampung Babakan Tisuk Desa Cipancar Kec.Serang Panjang Kabupaten Subang, Selasa (8/3/2022).
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E, M.Tr. (Han) mengatakan, kunker dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti perintah Panglima TNI sesuai Instruksi Presiden RI, Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
“Dimana TNI selain memberikan dukungan pengamanan juga mendukung Program pemerintah daerah melalui pembinaan teritorial dan komunikasi sosial baik didaerah pedalaman, terjauh, terpencil dalam upaya Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat,” tutur I Nyoman Cantiasa.
Implemetasinya di lapangan adalah bagaimana kita coba memfasilitasi, membina dan mendampingi masyarakat Papua dalam membangun wilayahnya di bidang pertanian, perkebunan, perikanan yang merupakan potensi yg luar biasa apabila dikelola dan dikembangkan akan sangat membantu kesejahteraan masyarakat papua dan Papua Barat melalui kegiatan Binter.
“Model Percontohan pembudidayaan kebun tanaman Sereh dan produksi Minyak Atsiri ini mungkin bisa menjadi alternatif yang bisa kita kembangkan di Papua,” terang mantan Danjen Kopassus.
Ini menjadi model program kami untuk bisa kita sebarkan di sana, akan di coba perkenalkan, sosialisasi dan akan membawa Tim Pendamping ahli pertanian ke Pemda dan masyarakat mencoba memfasilitasi.
“Dikatakan mantan Kasdam XVII Cenderawasih, tentu mencari solusi dengan berkoordinasi pemerintah daerah termasuk kementerian dan lembaga serta pengusaha, mulai dari pelatihan, siapkan SDM, kita supporting masyarakat Papua, kita ajak, dorong yang punya niat bakat, kemauan untuk menjadi pengusaha dibidang pertanian, perkebunan mereka akan didik, di siapkan, dilatih, selama sebulan kemudian mereka balik kita dampingi untuk membangun tanah Papua,” papar Pangkogabwilhan III.
Karena salah satu alternatif di Tanah Papua yg coba kita tawarkan dan sesuai karakteristik Tanah Papua adalah perkebunan Sereh bibitnya mudah ditemukan di Papua, bahkan tumbuh begitu saja, tidak terlalu susah perawatannya, enam bulan langsung dipanen pertama dan bertahan 12 tahun.
“Ini termasuk tanaman yang tidak rewel, dipanen langsung daunnya bisa diolah, disuling bisa dijual dan para pengusaha siaap tampung dan membelinya melalui Koperasi bahkan bisa langsung di eksport sehingga masyarakat Papua punya uang, sehingga perekonomian masyarakat menjadi semakin banyak perubahan,” kata Cantiasa.
Program ini akan bermanfaat dan menjadi salah satu alternatif Soft Approach dalam penyelesaian masalah di tanah Papua karena penyebab masalah Papua bisa karena banyaknya pengangguran, kemiskinan, ekonomi bahkan ketimpangan kesenjangan sosial yang tinggi dan semoga usaha perekonomian ini bisa jadi solusinya.
Ketua UMKM Kelompok Tani Putra Atsiri, Asep Kurnia menjelaskan, produksi Minyak Atsiri dari tanaman Sereh ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun rumah tangga, kosmetik, kesehatan menjadi Oktan dan lain-lain.
“Minyak Astiri ini tahan lama dan tidak membusuk atau kualitas menurun bila disimpan dalam jangka waktu lama, justru semakin lama semakin baik kualitasnya,” ungkapnya.
Setelah penjelasan singkat tentang UMKM Tani Putra Atsiri, dilanjutkan dengan peninjauan penanaman Sirih dan meninjau lokasi pengolahan Minyak Atsiri serta peralatan destilasi atau penyulingan produksi Minyak Atsiri.(rls/PS-08)