MANOKWARI, PapuaStar.com – Bupati Manokwari Hermus Indou dengan lantang mengajak seluruh masyarakat dan para tokoh agama untuk bersinergi menopang pembangunan di Manokwari. Pesan itu disampaikannya dala Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan Seminar Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia yang digelar di GBI Penuai Bukit Doa, Rabu (2/2/2022).
Menurut Bupati, pembangunan kota Manokwari adalah tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Ini kata Hermus sejalan dengan apa yang telah diamanatkan Tuhan dalam Firman-Nya, dengan tidak membeda-bedakan suku, daerah, agama, dan ras.
Jika nantinya pembangunan di Manokwari berjalan baik dan merata, dapat dipastikan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat dari luar untuk berkunjung ke Manokwari. Dengan demikian, akan meningkatkan ekonomi masyarakat lokal yang tadinya berada di angka 21,6 persen.
“Apapun panggilan kita, kerjakanlah dengan ikhlas dan penuh syukur. Karena tidak semua orang memiliki panggilan dan kepercayaan,” ungkap Hermus Indou.
“Suatu saat, kota ini akan menjadi destinasi wisata dan orang akan memilih berlibur ke kota Manokwari, sebab kita sedang membuat kota ini untuk memiliki daya tarik,” sambungnya.
Kedepannya tidak hanya membangun ekonomi masyarakat, namun optimisme untuk mewujudkan pembangunan secara menyeluruh terlebih pada bidang infrastruktur akan segera terwujud.
Masyarakat dan seluruh komponen serta pihak terkait harus memaknai motto yang dipakai oleh pemerintah daerah saat ini. Karena motto tersebut menurut Bupati, telah mengakomodir keinginan untuk membangun tanah Papua menjadi lebih baik.
Oleh karena itu gereja harus mampu berperan aktif dalam membina akhlak dan spiritual jemaat serta masyarakat secara umum. Sehingga terciptanya generasi emas yang diharapkan oleh Tuhan dan pemerintah.
“Ada 3 motto yang kita pakai untuk bangun kota Manokwari saat ini pertama “kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kitorang siapa lagi”. Jadi jangan menunggu hari esok. Sehingga gereja harus menjadi suatu kesatuan bagi masyarakat di Kabupaten Manokwari ini. Harus juga bisa bersinergi dengan pemerintah daerah,” terang mantan Ketua KNPI itu.
“Yang kedua, “Membangun dengan hati, mempersatukan dengan kasih”. Sehingga Manokwari harus ada di hati dan pikiran kita, sehingga kita mampu membangun kota ini,” ujar Bupati.
“Yang ketiga adalah “Manokwari untuk semua, dan semua untuk Manokwari”. Demikian motto ini berbicara soal totalitas dan bukan setengah-setengah untuk bangun kota ini. Selain itu harus ada partisipasi masyarakat untuk terus bersinergi. Sehingga demikian akselerasi dapat terwujud,” tutupnya.(PS-01)