MANOKWARI, PapuaStar.com – Kolaborasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Papua Barat dengan SKK Migas Wilayah Papua-Maluku melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan ke-VII tahun 2022. Kegiatan itu diikuti oleh 12 wartawan dari media cetak, online dan Televisi.
Kurang lebih dua hari, belasan wartawan itu diberikan tambahan ilmu berkaitan dengan tugas-tugas jurnalistik pada jenjang madya. Hasilnya 12 wartawan tersebut dinyatakan berkompeten.
Mewakili tim penguji, Suwardi mengapresiasi kemampuan para wartawan yang baru saja dinyatakan kompeten dan lulus ke jenjang madya. Kesuksesan itu tidak dapat dipisahkan dari dukungan SKK Migas Wilayah Papua-Maluku sebagai mitra.
Tentunya dengan bekal yang diterima selama dua hari ini, Suwardi berharap jebolan UKW angkatan ke-VII ini mampu berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat melalui produk jurnalistik sesuai kode etik dan aturan yang berlaku.
Dalam menjalankan tugas jurnalistik, wartawan dituntut untuk tidak berperilaku melenceng. Karena akan berdampak pada status wartawan yang bersangkutan.
“Penguatan yang diberikan selama 2 hari ini dirasa cukup untuk teman-teman melaksanakan tugas jurnalistik ditengah masyarakat. Wartawan yang melanggar kode etik maka kartu UKW akan di tarik,” pungkas Suwardi, Rabu (16/11/2022).
Hal senada juga disampaikan Ketua PWI Papua Barat Bustam. Ia berharap dengan hasil yang diperoleh saat ini menjadi tolak ukur untuk setiap narasumber dalam menyampaikan informasi kepada wartawan yang tepat. Sebab tidak dipungkiri, banyak oknum secara leluasa mengatasnamakan wartawan, dengan modus lain.
Secara kuantitas, PWI Papua Barat telah melahirkan 12 wartawan yang kompeten di jenjang madya. Itu berarti tugas karya jurnalistik yang di produksi akan semakin lebih baik.
Bustam juga berpesan agar tidak cepat puas dengan hasil yang didapati. Namun menjadi tanggung jawab kedepannya untuk lebih meningkatkan ke jenjang utama. Begitu juga dengan wartawan muda, agar mempersiapkan diri dalam peningkatan kapasitas ke madya.
“Semakin banyak yang kompeten dengan lika-liku kehidupan, maka wartawan kompeten akan lebih baik untuk melahirkan karya jurnalistik yang benar kepada khalayak umum,” pesan Bustam.
Keberadaan wartawan dianggap penting dalam mendorong kemandirian masyarakat melalui produk jurnalistik yang bermutu. Itu juga yang dirasakan oleh SKK Migas Wilayah Papua-Maluku. Sehingga, kolaborasi bersama insan pers sebagai mitra pembangunan terus dipupuk.
“Selamat untuk rekan-rekan yang sudah lulus. Ini adalah pencapaian bersama dan saling bermitra dalam mengedukasi masyarakat,” ujar Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Papua Maluku Galih Wisudandi Agusetiawan.
Pesan moral selama mengikuti UKW rupanya tidak mudah seperti yang dibayangkan. Banyak hal baru diperoleh dalam proses tersebut. Itu di ungkapkan Ajoi, pimpinan redaksi Kalawainews.com.
Ia sangat mengapresiasi para penguji yang penuh kesabaran mengajari dan membimbing hingga akhir pelaksanaan UKW.
“Terima kasih kepada pak Suwardi dan pak Efendi yang sudah membagi ilmu untuk kami kedepan gelar ini dapat kami pertanggung jawabkan,” terang Yohanis Ajoi.
Sama halnya dengan Tantowi. Ia merasa bahwa ini adalah tanggungjawab yang berat, sebab menjadi wartawan muda berbeda dengan jenjang madya.
Tugas seorang wartawan madya tidak sebatas pada mencari, menghimpun, dan menulis. Namun lebih kepada proses untuk menghasilkan karya jurnalistik, yang berimbang dan dipahami oleh pembaca.
“Ini adalah beban untuk kami jalani, karena tidak cukup sebatas kenaikan jenjang, namun lebih kepada tanggung jawab untuk diaplikasikan dalam menghasilkan produk jurnalis yang lebih baik dan membantu SKK Migas mewujudkan investasi migas yang berkelanjutan,” pesan Tantowi.
Kelulusan 12 orang wartawan pada jenjang Madya, secara nasional jumlah tersebut bertambah menjadi 16.042 wartawan berkompeten.(PS-01)