Menteri Bahlil Diagendakan ke Manokwari Buka Rakor Investasi dan Bahas Tambang Ilegal

oleh -180 Dilihat

MANOKWARI, PapuaStar.com – Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia dijadwalkan akan berkunjung ke Papua Barat tepatnya di Manokwari. Kedatangan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu untuk menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi Percepatan Investasi di Papua Barat.

Kehadiran Menteri Investasi itu akan disambut oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si dan Bupati Manokwari Hermus Indou, Rabu 15 Juni 2022 sekira pukul 08.00 WIT.

“Tahun ini kita dapat kunjungan Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Beliau akan datang ke Papua Barat untuk menghadiri sekaligus membuka acara rapat koordinasi percepatan Investasi dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Yan Piet Mosso.

Agenda lain usai membuka Rapat Koordinasi Percepatan Investasi, Menteri Bahlil juga akan mengunjungi beberapa lokasi yang berkaitan dengan percepatan Investasi di Papua Barat. “Beliau juga akan berkunjung ke pabrik semen dan SP dalam rangka memastikan lokasi pembangunan pengembangan investasi pabrik pakan ternak,” sambung Mosso, Selasa (15/6/2022).

Hal lain yang penting dalam kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia itu adalah berdialog dengan pihak-pihak terkait tentang operasi tambang ilegal yang kian marak di wilayah Papua Barat khususnya di Manokwari dan Pegaf.

“Selain itu Menteri Investasi akan melakukan dialog dengan pihak terkait berhubungan dengan penambangan liar,” pungkasnya.

Lebih lanjut Yan Piet Mosso menerangkan bahwa Rapat koordinasi percepatan Investasi ini merupakan forum strategis dalam rangka dialog gagasan dan ide serta komitmen bersama untuk mendesain strategi baru guna mendorong percepatan Investasi di Papua Barat, sehingga Papua Barat kedepannya akan menjadi provinsi tujuan Investasi.

“Karena Papua Barat kaya akan sumberdaya alam, tapi potensi ini belum dikelola secara maksimal dengan tujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran serta pendapatan perkapita,” tutup Yan.(PS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *