Tugu Pepera Menjadi Bukti Sejarah Papua Adalah NKRI

oleh -338 Dilihat

MANOKWARI, PapuaStar.com – Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menegaskan bahwa kehadiran tugu Pepera di Papua Barat bukan semata-mata menjadi bangunan beton yang tidak memiliki arti, namun bangunan mungil yang berbentuk tembok itu sangat memiliki arti yang penting.

Dimana, tugu Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) merupakan simbol perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah dari Ibu Pertiwi, khususnya dari tanah Papua.

Dengan perjuangan yang gigih itu, tentunya seluruh komponen masyarakat di tanah Papua kini bertanggung jawab untuk menjaga makna dari tugu Pepera tersebut.

“Jangan ada yang membuat negara federal, karena masyarakat sudah tidak ingin berpisah dari negara tercinta NKRI ini,” tandas Pangdam Kasuari, (10/11/2021)

Sejumlah pahlawan asal Papua sebelumnya mengambil bagian dalam proses kemerdekaan Indonesia diwujudkan dalam keterlibatan pemuda Papua saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda.

“Hari ini 10 November menjadi sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia termasuk di tanah Papua, untuk mempertahankan kemerdekaan. Ini juga terbukti saat deklarasi Sumpah Pemuda terdapat 2 orang dari Papua yang bergabung,” sambungnya.

Patut menurut Pangdam, masyarakat dapat mengisi nilai-nilai perjuangan para pahlawan dengan mendukung pembangunan di tanah Papua guna mewujudkan Papua Barat yang sejahtera.

“Untuk itu peran kita semua untuk bersatu dan mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan kesejahteraan di tanah Papua Barat,” ungkap Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa.

Sejalan dengan itu, Gubernur Papua Barat sedikit menceritakan sejarah berdirinya tugu Pepera di Papua Barat. Dengan pengalamannya mengikuti sang ayah Lodewik Mandacan, dengan demikian dirinya ikut merasakan perjuangan sang ayah dalam menentukan pendapat rakyat untuk tanah Papua yang kala itu masih bernama Irian Jaya.

Kedepannya tugu Pepera ini bisa menjadi ikon wisata di Papua Barat khususnya di Manokwari, dan beberapa daerah lainnya. Dominggus mengaku bangga terhadap para pelaku sejarah sebelumnya yang mampu pertahankan Irian Barat sampai saat ini.

Oleh sebab itu, menurut Gubernur wawasan kebangsaan harus masuk dalam kurikulum pendidikan agar generasi muda tidak lupa akan sejarah.

“Kita jaga keutuhan dan persatuan NKRI, ini yang harus kita ajarkan ke anak-anak kita. Oleh karena itu, saya berterima kasih untuk Lembaga Masyarakat Adat yang sudah mengingatkan kita tentang Pepera ini,” beber Dominggus Mandacan.

Sementara itu, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing juga mengatakan perjalanan panjang telah dilakukan para pendahulu yakni pahlawan bangsa. Tidak sedikit waktu dan dan tenaga yang terbuang, hanya untuk memperjuangkan kesejahteraan di atas tanah Papua. Oleh karenanya, melalui momentum Hari Pahlawan dan sekaligus peresmian renovasi monumen Pepera di Papua Barat khususnya di Manokwari ini menjadi motivasi kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bergandengan tangan memajukan daerah melalui kegiatan-kegiatan positif, sehingga secara langsung telah menjawab keinginan para leluhur yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.

“Pelaksanaan Pepera ini dilakukan di 8 Kabupaten, di hadiri oleh 1.026 anggota dewan musyawarah Pepera. Hasilnya masyarakat Papua memilih berintegrasi dengan NKRI. Hasil Pepera ini juga telah di akui keabsahannya oleh dunia, dalam sidang umum PBB pada 19 November 1969, dengan dikeluarkannya Resolusi PBB Nomor 2504,” ujar Kapolda sembari menceritakan urutan terjadinya Pepera untuk Papua.

Dalam kurun waktu 52 tahun Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di tanah Papua, Gubernur ajak semua masyarakat untuk mendukung pembangunan di Papua Barat. Kedepannya Gubernur berjanji akan membangun beberapa bangunan pendukung di sekitar tugu Pepera, guna menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui tentang sejarah Pepera di tanah Papua.

Hadir dalam peresmian renovasi monumen Pepera, Kabinda Papua Barat, Dansat Brimob Polda Papua Barat, Kapolres Manokwari, dan para organisasi masyarakat.(PS-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *